Satelit WorldView-2 adalah satelit generasi terbaru dari Digitalglobe yang diluncurkan pada tanggal 8 Oktober 2009. Citra Satelit yang dihasilkan selain memiliki resolusi spasial yang tinggi juga memiliki resolusi spectral yang lebih lengkap dibandingkan produk citra sebelumnya. Resolusi spasial yang dimiliki citra satelit WorldView-2 ini lebih tinggi, yaitu : 0.46 m – 0.5 m untuk citra pankromatik dan 1.84 m untuk citra multispektral. Citra multispektral dari WorldView-2 ini memiliki jumlah band sebanyak 8 band, sehingga sangat memadai bagi keperluan analisis-analisis spasial sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Karakteristik Worldview-2
Peluncuran | Tanggal : 8 Oktober 2009 Roket Peluncur : Delta 7920 Lokasi Peluncuran : Vandenberg Air Force Base, |
Orbit | Tinggi : 770 kilometer Sun synchronous, jam 10:30 am descending node Periode orbit : 100 menit |
Masa Operasi | 7.25 tahun, meliputi seluruh yang terpakai dan yang mengalami penyusutan (mis. bahan bakar). |
Dimensi Satelit, Bobot & Power | 4.3 meter tinggi x 2.5 meter lebar, 7.1 meter lebar panel energi surya Bobot : 2800 kilogram 3.2 kW panel surya, 100 Ahr battery |
Sensor Bands |
o 4 standard colors: blue, green, red, near-IR 1 o 4 new colors: coastal, yellow, red edge, near-IR 2 |
Resolusi Sensor (GSD = Ground Sample Distance) | Pankromatik : 0.46 meter GSD pada nadir 0.52 meter GSD pada 20° off-nadir Multispektral: 1.84 meter GSD pada nadir 2.08 meter GSD pada 20° off-nadir (catatan : citra satelit harus diresampling ke ukuran 0.5 meters bagi kostumer di luar pemerintahan Amerika) |
11-bit per pixel | |
Lebar Sapuan | 16.4 kilometer pada nadir |
Kapasitas penyimpanan | 2199 gigabit |
Perekaman per orbit | 524 gigabit |
Maksimal area terekam pada sekali lintas | 65.6 km x 110 km mono 48 km x 110 km stereo |
Putaran ke lokasi yg sama | 1.1 hari pada 1 meter GSD atau kurang 3.7 hari pada 20° off-nadir atau kurang (0.52 meter GSD) |
Ketelitian lokasi (CE 90) |
|
Pemanfaatan citra satelit dalam Pemetaan Kawasan Tambang
Pemetaan Kawasan Tambang Terbuka Batu Bara PT. BA Tanjung Enim dan sekitarnya tahun 2008, berdasarkan interpretasi citra satelit.
Pemanfaatan citra satelit dalam Monitoring Daerah Terkena Bencana
Pemetaan untuk memonitoring daerah yang terkena dampak bencana luapan lumpur dari sumur bor PT. Lapindo Brantas di Sidoarjo-Jawa Timur, dalam upaya inventarisasi lahan yang harus diganti rugi.
Peta monitoring keadaan luapan lumpur Lapindo, serta rencana kolam penampungan dan tanggul, juga keterangan lokasi pengungsi dan lokasi pusat semburan dan sumur-sumur lainnya.
Monitoring perkembangan luapan lumpur untuk wilayah pemukiman di wilayah Porong – Sidoarjo.
Monitoring perkembangan luapan lumpur Lapindo pada kondisi terakhir.
Citra satelit untuk visualisasi daerah yang terkena bencana jebolnya Situ Gintung – Jakarta .
Pemanfaatan citra satelit untuk Perencanaan Infrastruktur.
Perencanaan pembangunan jalan tol Bandung-Sumedang, disajikan dalam bentuk 3 dimensi untuk mengetahui bagian yang harus ditimbun, dipotong atau dibuat jembatan serta wilayah pembebasan.
Perencanaan Jalur Transportasi dan Trayek dalam suatu region, sehingga bisa menjangkau seluruh wilayah.
Pemanfaatan citra satelit untuk Pertanian dan Perkebunan
Perencanaan lahan-lahan pertanian yang akan ditanami jenis tanaman dengan varietas tertentu dalam pilot projek penelitian diversifikasi dan ketahanan terhadap hama dan penyakit.
Pemetaan Lahan Pertanian dan Jenis Komoditi yang ditanam untuk menghitung jumlah produksi pertanian wilayah.
Analisis penghitungan jumlah pohon dalam perkebunan kelapa sawit, dalam upaya menaksir jumlah produksi dalam luasan area tertentu, berdasarkan sampel area untuk mengetahui kerapatan pohon per luasan, atau dengan cara otomatis menggunakan pengolahan deteksi berdasarkan profil intensitas mahkota pohon dan konsep geometri diferensial dan kurva tepian objek.
Monitoring optimalisasi pola penanaman kelapa sawit pada areal perkebunan.
Pemanfaatan citra satelit dalam pembuatan peta wilayah
Peta garis wilayah Kota Jambi hasil interpretasi dan delineasi citra satelit, sehingga menghasilkan peta vektor skala 1 : 5000.
Pemetaan situasi di sepanjang koridor jalan tol yang melintasi wilayah Provinsi Banten sebagai bahan perencanaan pembangunan daerah.
Pemanfaatan citra satelit untuk Deteksi Perubahan Lingkungan
Pemetaan dan pemantauan daerah rawan erosi yang dideteksi dari kerapatan dan pola aliran sungai, keadaan terain serta tutupan lahan.
Pemanfaatan citra satelit untuk keperluan Kehutanan dan Lingkungan Hidup
Pemantauan penyebaran kebakaran hutan di suatu wilayah untuk keperluan upaya penanggulangannya.
Monitoring keadaan hutan di sekitar Gunung Tangkuban Perahu-Jawa Barat, untuk melihat kondisi kerusakan hutan yang terjadi.
Pemanfaatan citra satelit 3 dimensi untuk memantau keadaan hutan di puncak dan lereng Gunung Kerinci-Jambi.
Pemanfaatan citra satelit untuk Pemetaan Sumber Daya Mineral
Pemetaan Penyebaran Singkapan Sumber Daya Mineral di suatu wilayah dalam rangka inventarisasi potensi sumber daya alam daerah, dengan memanfaatkan spectral analisis citra.
No comments:
Post a Comment